Kamis, 07 Desember 2017

Anoreksia dan Bulimia

Apa itu anoreksia?

Orang yang menderita gangguan perilaku makan mungkin tidak menyadari bahwa ia menderita gangguan tersebut. Bahkan, mungkin mereka menolak dikatakan menderita gangguan perilaku makan. Salah satu jenis gangguan perilaku makan adalah anoreksia nervosa. Anoreksia nervosa adalah gangguan perilaku makan yang ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap berat badan sehingga mereka cenderung untuk membatasi asupan makannya dengan cara melakukan diet yang sangat ketat. Mereka cenderung membiarkan dirinya kelaparan karena terlalu takut dengan kenaikan berat badan jika ia makan.
Orang yang menderita anoreksia mempunyai berat badan yang sangat rendah, biasanya kurang dari 85% dari berat badan ideal mereka. Beberapa tanda-tanda lain dari anoreksia adalah:
  • Amenore (hilangnya periode menstruasi)
  • Hiperaktif dan cenderung melakukan olahraga yang berlebihan
  • Rambut rontok (dan kemungkinan tumbuhnya rambut tubuh alias lanugo)
  • Denyut nadi rendah
  • Sensitif terhadap dingin
  • Gugup pada saat makan
  • Memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil
  • Mengisolasi diri dari keluarga dan teman-teman
  • Perfeksionis, cenderung untuk menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
  • Mungkin memiliki episode makan berlebihan (binge eating) dan pembersihan diri dari makanan (purging), seperti melalui muntah yang dipaksakan

Apa itu bulimia?

Gangguan perilaku makan lainnya yaitu bulimia nervosa. Bulimia berbeda dengan anoreksia, jika anoreksia suka dengan bentuk tubuh yang terlalu kurus, bulimia justru suka dengan bentuk tubuhnya yang normal, atau bahkan ada yang mempunyai sedikit kelebihan berat badan.
Bulimia merupakan gangguan perilaku makan yang ditandai dengan episode berulang dari makan berlebihan atau biasa disebut dengan binge eating dan kemudian diikuti dengan pembersihan diri dari makanan yang dimakannya. Pembersihan diri ini bisa dilakukan dengan cara purging, seperti memuntahkan makanan dengan paksa dan menggunakan obat pencahar atau diuretik, cara lainnya yaitu dengan melakukan puasa dan olahraga berlebih. Beberapa tanda-tanda dari bulimia adalah:
  • Takut tidak mampu untuk berhenti makan
  • Sering muntah
  • Menstruasi tidak teratur
  • Kelenjar dalam mulut bengkak
  • Berat badan naik-turun dengan cepat yang disebabkan oleh periode makan berlebihan dan kemudian puasa
  • Perilaku makan berlebihan (binge eating) dan kemudian membuang makanan yang sudah dimakannya secara teratur
  • Bengkak di wajah (di bawah pipi), pecah pembuluh darah di mata, erosi enamel dan kerusakan gigi, kerusakan esofagus, dan pendarahan internal
  • Perfeksionis, cenderung untuk menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri
  • Upaya berulang untuk mengurangi berat badan dengan langkah-langkah yang berlebihan

Apa perbedaan antara anoreksia dan bulimia?

Anoreksia dan bulimia ditandai dengan keinginan yang sangat besar untuk menjadi kurus dan gangguan dalam perilaku makan. Perbedaan utama antara penderita anoreksia dan bulimia dapat dilihat melalui bentuk tubuhnya. Penderita anoreksia mengalami penurunan berat badan yang signifikan sebesar 15% atau lebih dari berat badan ideal sehingga tubuhnya terlihat sangat kurus. Sedangkan penderita bulimia biasanya berada pada berat badan normal atau di atas normal.
Karena berat badannya yang sangat kurus, maka penderita anoreksia bisanya mengalami amenore atau tidak mengalami periode menstruasi. Sedangkan bulimia mengalami periode menstruasi yang tidak teratur.
Jika penderita anoreksia menghindari makan saat merasa tertekan, penderita bulimia justru makan berlebihan ketika sedang menghadapi masalah atau sedang tertekan. Namun, setelah periode makan besarnya itu, penderita bulimia kemudian akan berusaha mengeluarkan kembali apa yang dimakannya. Bisa dengan cara memuntahkannya kembali dengan paksa, menggunakan obat pencahar atau diuretik, puasa, atau dengan melakukan olahraga berlebihan.
Bulimia ditandai dengan siklus diet teratur dari periode makan berlebih (binge eating) dan perilaku kompensasi dengan membersihkan diri dari makanan atau purging untuk mencegah kenaikan berat badan. Sedangkan, penderita anoreksia tidak selalu melakukan episode binge eating dan purging. Ketika individu dengan anoreksia juga melakukan binge eating dan purging secara teratur, mungkin individu tersebut juga mempunyai kecenderungan untuk menderita bulimia.

sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/apa-bedanya-anoreksia-dan-bulimia/

Bipolar Disorder (Gangguan Bipolar)


Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrem dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan disebut hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga sering mengalami episode depresi, atau episode campuran di saat kedua fitur mania dan depresi hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode suasana hati normal, tetapi dalam beberapa depresi individu dan mania mungkin berganti dengan sangat cepat yang dikenal sebagai rapid-cycle. Episode manik ekstrem kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan halusinasi. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada manik. Gangguan bipolar dibagi menjadi bipolar I, bipolar II, cyclothymia, dan jenis lainnya berdasarkan sifat dan pengalaman tingkat keparahan episode suasana hati; kisaran sering digambarkan sebagai spektrum bipolar.
Insiden gangguan bipolar berkisar antara 0,3% - 1,5% yang persentasenya tergolong rendah jika dibandingkan dengan persentase insiden yang dikategorikan skizofrenia. Gangguan bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja. Risiko kematian terus membayangi penderita gangguan bipolar, dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas.
Episode pertama bisa timbul mulai dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita gangguan bipolar, risiko penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga mengidap gangguan bipolar.

Tanda dan gejala

Gangguan bipolar dapat terlihat sangat berbeda pada orang yang berbeda. Gejala bervariasi dalam pola mereka, keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain bergantian sama antara dua jenis episode. Gangguan suasana hati sering terjadi pada seseorang, sementara yang lain hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.
Ada empat jenis episode suasana hati pada penderita gangguan bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan episode campuran. Setiap jenis episode suasana hati gangguan bipolar memiliki gejala yang unik.

Tanda dan gejala mania

Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Gembira berlebihan.
  • Mudah tersinggung sehingga mudah marah.
  • Merasa dirinya sangat penting.
  • Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain.
  • Penuh ide dan semangat baru.
  • Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
  • Mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya.
  • Nafsu seksual meningkat.
  • Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
  • Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
  • Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan.
  • Menghambur-hamburkan uang.
  • Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun cenderung membahayakan.
  • Merasa sangat mengenal orang lain.
  • Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
  • Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
  • Sulit tidur.
  • Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam.

Tanda dan gejala hipomania

Hipomania adalah bentuk kurang parah dari mania. Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira, energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan kontak dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolah-olah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati yang luar biasa baik. Namun, hipomania dapat menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering meningkat menjadi mania penuh dan terkadang dapat diikuti oleh episode depresi berat.
Tahap hipomania mirip dengan mania, perbedaannya adalah penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa risiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap hipomania pada gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya kreativitas.
  • Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif, dan cepat marah.
  • Penurunan kebutuhan untuk tidur.


Tanda dan gejala depresi bipolar

Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
  • Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan.
  • Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.
  • Tidak mampu merasakan kegembiraan.
  • Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
  • Sulit konsentrasi.
  • Merasa tak berguna dan putus asa.
  • Merasa bersalah dan berdosa.
  • Rendah diri dan kurang percaya diri.
  • Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
  • Berpikir untuk bunuh diri.
  • Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.
  • Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.
  • Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan.
  • Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar, dan terkadang diare.
  • Kehilangan gairah seksual.
  • Menghindari komunikasi dengan orang lain.
Hampir semua penderita gangguan bipolar mempunyai pikiran tentang bunuh diri. dan 30% di antaranya berusaha untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.

Tanda dan gejala episode campuran

Episode ini merupakan gangguan bipolar campuran dari kedua fitur gejala mania atau hipomania dan depresi. Tanda-tanda umum episode campuran termasuk depresi dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan, insomniadistractibility, dan layangan pikiran (flight of idea). Kombinasi energi tinggi dan rendah membuat suasana hati penderita berisiko tinggi untuk bunuh diri.
Dalam konteks gangguan bipolar, episode campuran (mixed state) adalah suatu kondisi di saat tahap mania dan depresi terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur, muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian, keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol, narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh penderita saat berada pada epiode ini. Episode campuran bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita gangguan bipolar. Pada episode ini, penderita paling banyak memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus asa, delusi, dan halusinasi. Gejala-gejala yang diperlihatkan jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain sebagai berikut:
  • Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk mati kepada orang-orang di sekitarnya.
  • Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.
  • Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan alkohol.
  • Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti tagihan listrik dan telepon.
Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa saja yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita sendirian dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang berisiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang di sekelilingnya.

sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_bipolar